Nama ka’bah berasal dari bahasa arab yang berarti bangunan segi empat yang melambangkan persatuan yang kokoh karena terdiri dari 4 sisi yang satu dengan yang lain nya saling memperkuat untuk berdiri
Ka’bah Al musyarrafah(ka’bah yang mulia) di dalam al quran di sebutkan secara ekslipsit pada surat al maidah ayat 97
Selain itu dia memiliki nama dan sebutan lainnya al bait(rumah) ali imran 96-97 al anfl 35 al hajj 26 dan quraisy 3, baitullah(rumah allah) al baqarah 125, Ibrahim 37, Al hajj 26, al bait al haram(rumah suci) al maidah 97, al bait al atiq(rumah tua atau pusaka) al hajj 29 dan qiblat al baqarah 144.
Tinggi seluruh dinding ka’bah: 15meter. Lebar dinding utara: 10,02 meter, lebar dinding barat: 11,58 meter lebar dinding selatan 10,13 meter dan lebar dinding timur adalah 10,22 meter. Berdasarkan surat ali imran: 96 ka’bah merupakan bangunan yang pertama di bumi yang di pergunakan ibadah pada allah swt. Pernyataan allah ini sekaligus sebagai bantahan terhadap ahli kitab yang menyatakan bahwa bangunan tertua untuk ibadah adalah masjidil aqsha. Sejak jaman nabi ismail, ka’bah sudah di tutup dengan kiswah. Yang pertama member kiswah dari bahan sutra adalah hajjaj yaitu pada tahun 684 masehi adapun kiswah hitam yang sekarangnini adalah bikinan pemerintah Arab Saudi. Terdiri dari sutra asli yang beratnya mencapai 670 kg, dan dilengkapi kaligrafi yang berbenang emas. Kiswah ini ada 2 yaitu bagian luar berwarna hitam dan yang bagian dalam ka’bah bewarna hijau dibikin oleh pabrik yang di Mekah dengan pealatan modern dan tenaga ahli yang berjumlah 240 orang.
Dalam satu Tahun Ka’bah dicuci 2 kali yaitu Bulan Dzulhijah dan pada awal bulan Sya’ban.
Namun Kiswah diganti hanya sekali dalam satu Tahun dengan anggaran 17 juta real Saudi (+ US$ 4.550 juta) untuk satu kiswah.
Bangunan Ka’bah yang ada sekarang merupakan hasil renovasi berkali-kali; sejak nabi Adam, kemudian oleh Nabi Syits, nabi Ibrahim, nabi Ismail, Abdul Muthalib, Suku Quraisy, Abdullah bin Zubair bin Awwam, Hajjaj bin Yusuf Ats Tsaqofi. Dan yang nampak sampai sekarang adalah hasil pembangunan Sultan Murad IV al Utsmani pada tahun 1630 M.
Melalui pintu yang berlapis emas, orang dapat masuk ke dalam ka’bah dan melakukan shalat atau berdo’a didalamnya. Namun demi menjaga kesucian Ka’bah, tidak semua orang boleh masuk kedalamnya, kecuali mereka yang mendapat izin dari Raja Saudi atau Walikota Mekah. Bagi orang yang ingin melakukan sholat didalam ka’bah cukup dengan melakukan sholat di Hijr Ismail karena Ia termasuk Ka’bah sebagaimana ditegaskan dalam beberapa hadits shahih yang bersumber dari ummul mu’minin Aisyah r.a.
Didalam Ka’bah terdapat 3 buah tiang yang besarnya kira-kira ½ meter dari kayu yang berwarna merah keungu-unguan. Tiang ini dipasang oleh Abdullah bin Zubair ( 683 M ) untuk penyangga loteng. Diantara 3 tiang besar itu dipasang kayu melintang dari utara ke selatan, tingginya kira-kira 2/3 tinggi Ka’bah. Disitu digantung lampu beraneka ragam. Semua sisi dalam ka’bah ditutup oleh curtain dari sutra yang sangat anggun berwarna hijau untuk dinding samping, dan merah mawar untuk loteng. Adapun lantainya adalah merah putih hanya sedikit yang berwarna lain.
Masjidil Haram
Sebagai pusat kota Makkah adalah Masjid Al-Haram, dimana didalamnya terdapat Ka'bah sebagai arah kiblat umat Islam pada waktu sholat. Masjid ini mula-mula dibangun secara permanen oleh Sayyidina Umar bin Al Khattab pada tahun 638 M.
Dari masa-ke masa Masjidil Haram selalu mengalami pembaharuan dan perluasan diprakarsai oleh raja-raja Islam yang memberi perhatian terhadap Masjidil Haram.Pembangunan besar-besaran dalam sejarah diprakarsai oleh Raja Fahd bin Abdul Aziz yang bergelar :"Pelayan Dua Tanah Haram Makkah dan Madinah".
(Dikatakan Tanah Haram karena Tanah ini diharamkan bagi umat lain, selain umat Muslim).Saat ini luas Masjid Al Haram 328.000 meter persegi dan dapat menampung 730.000 jamaah dalam satu waktu sholat berjamaah.
Masjid ini melingkari Ka'bah, maka pintunya banyak. Ada 4 pintu utama dan 45 pintu biasa yang biasanya buka 24 jam sehari.
Keistimewaan Masjidil Haram banyak sekali, antara lain : Shalat di masjid ini lebih utama daripada shalat seratus ribu kali di masjid lain. Begitupun berdzikir, berdoa, bersedekah dan beramal baik lainnya.
Hajar Aswad
Dalam salah satu riwayat Bukhori-Muslim, diterangkan bahwa Umar Ibn al khattab sebelum mencium Hajar Aswad mengatakan, “Demi Allah, aku tahu bahwa engkau adalah sebuah batu yang tidak dapat berbuat apa-apa, kalau aku tidak melihat Nabi Rasul Allah menciummu, aku tidak akan menciummu”. Jadi mencium Hajar Aswad ini bukanlah suatu kewajiban bagi umat Islam, tapi merupakan anjuran dan sunnah hukumnya, maka kalau tidak memungkinkan karena penuhnya orang berdesakan, sebaiknya urungkanlah niat untuk mencium atau mengusap batu itu dan gantilah dengan istilam dari kejauhan. Karena menyelamatkan diri sendiri dan jiwa orang lain kecelakaan tentu lebih utama.
Menurut salah satu riwayat, batu ini ketika diturunkn dari sorga berwarna putih mengkilap, namun karena kedurhakaan anak cucu Adam, batu ini makin hitam dan makin hitam. Sejarah batu ini sangat panjang sepanjang sejarah Ka’bah.
Di antara peristiwa penting yang mesti dijadikan ‘ibrah (suri Tauladan) bagi kaum muslimin adalah yang terjadi pada tahun 16 sebelum Hijrah, ketika suku Quraisy berselisih dan masing-masing mempertahankan pendapat tentang siapa yang yang berhak mengangkat dan meletakkan batu ini pada tempatnya setelah pemugaran Ka’bah itu selesai.
Selama lima hari lima malam mereka dalam situasi gawat, akhirnya muncullah usul dari Abu Umayyah bin Mughirah Al Makhzumy yang mengatakan “Alangkah baiknya kalau keputusan ini kita serahkan kepada orang yang pertama masuk mesjid pad hari ini”. Karena Abu Umayya orang tertua diantara orang Quraisy, maka pendapatnya disepakati. Dan ternyata orang yang pertama kali masuk pada hari itu adalah Muhammad bin Abdullah (35 Tahun) yang pada saat itu sudah begelar Al Amin (orang yang terpercaya) karena beliau tidak pernah berdusta dan tidak pernah ingkar janji, seluruh penduduk Mekkah mengakuinya. Maka mereka langsung minta kepada beliau untuk mengambil keputusan tentang pertikaian yang memanas itu. Kemudian Muhammad bin Abdullah menuju tempat penyimpanan batu itu lalu membentangkan sorbannya, kemudian meletakkan Hajar Aswad di tengah-tengah sorbannya, kemudian meletakkan Hajar Aswad di tengah-tengah sorbannya, lantas menyuruh seorang wakil dari masing-masing kabilah yang sedang bertengkar, kemudian keempat orang itulah yang mengangkat batu itu bersama-sama, lalu Muhammad lah yang memasang pada sudut Ka’bah dan semua pihak merasa puas, sehingga terhindarlah dari pertikaian adu senjata.
Kisah lain yang sangat penting adalah yang terjadi pada musim haji tahun 317 H. Pada saat itu dunia Islam dalam keadaan lemah dan bercerai-berai, sehingga kesempatan ini dimanfaatkan oleh Abu Tahir Al Qurmuthi seorang kepala suku Jazira Arab bagian timur untuk melampiaskan nafsu angkara murkanya, maka dengan keji ia bersama anak buahnya sebanyak 700 orang bersenjata perang mendobrak masjidil Al haram dan membongkar Ka’bah dan mengambil Hajar Aswad dengan paksa kemudian dibawa ke negaranya di kawasan Teluk Persia. Kemudian menantang umat Islam agar mengambil batu itu, boleh dengan perang atau dengan membayar sejumlah uang yang pada saat itu sangat berat bagi umat Islam. Setelah 22 tahun (tahun 339 H). Batu itu dikembalikan ke Makkah oleh Khalifah Abbasiyah Al Muthi Lillah setelah ditebus dengan uang sebanyak 30.000 dinar.
Ketika Abdullah bin Akim utusan Khalifah Al Muthi’ Lillah menerima batu dari pemimpin suku Qurmuth itu langsung dimasukkan kedalam air dan tenggelam, kemudian diangkat dan dibakar ternyata pecah, maka Ia menolak batu itu dan dinyatakan palsu. Dengan tenagn pemimpin suku Qurmuth itu member yang kedua yang sudah dilumur minyak wangi dan dibungkus dengan kain sutra yang sangat cantik, namun Abdullah tetap melakukan seperti pada yang pertama, dan ternyata hasilnya juga seperti yang pertama maka Ia meminta yang aslinya dan oleh pemimpin suku Qurmuth diberikan padanya batu yang ketiga. Tapi oleh Abdullah batu ini pun seperti semula. Sungguh aneh dan menakjubkan batu itu tidak tenggelam, dan ketika dibakar tidak panas. Maka Abdullah dengan puas mengatakan, “Nah inilah dia, batu kita”. Dengan terheran-heran pemimpin Qurmuth bertanya, “Dari mana anda mendapat ilmuitu?”. Abdullah menjawab, “Nabi SAW pernah mengatakan, Hajar Aswad adalah tangan kanan Allah yang ada dibumi, pada hari kiamat nanti mempunyai mulut dan menyaksikan siapa-siapa yang pernah menyalaminya dengan niat baik atau tidak baik, tidak akan tenggelam didalam air dan tidak panas oleh api”
Dalam riwayat selanjutnyaditegaskan bahwa kepada pemimpin Qurmuth ini Allah menurunkan penyakit yang tidak dapat disembuhkan sampai bertahun-tahun lamanya dan akhirnya semua persendiannya saling berlepasan, kemudian ia mati dalam keadaan yang sangat mengenaskan.
Hijir Ismail
Hijir Ismail, berdampingan dengan Ka'bah dan terletak di sebelah utara Ka'bah, yang dibatasi oleh tembok berbentuk setengah lingkaran setinggi 1,5 meter. Hijir Ismail itu pada mulanya hanya berupa pagar batu yang sederhana saja. Kemudian para Khalifah, Sultan dan Raja-raja yang berkuasa mengganti pagar batu itu dengan batu marmer.
Hijir Ismail ini dahulu merupakan tempat tinggal Nabi Ismail, disitulah Nabi Ismail tinggal semasa hidupnya dan kemudian menjadi kuburan beliau dan juga ibunya.
Berdasarkan kepada sabda Rasulullah Sallallahu 'alaihi wasallam, sebagian dari Hijir Ismail itu adalah termasuk dalam Ka'bah. Ini diriwayatkan oleh Abu Daud dari 'Aisyah r.a. yang berbunyi : 'Dari 'Aisyah r.a. katanya; "Aku sangat ingin memasuki Ka'bah untuk melakukan sholat di dalamnya. Rasulullah s.a.w. membawa Siti 'Aisyah ke dalam Hijir Ismail sambil berkata " Sholatlah kamu di sini jika kamu ingin sholat di dalam Ka'bah, karena ini termasuk sebagian dari Ka'bah.
Sholat di Hijir Ismail adalah sunnah, dalam arti tidak wajib dan tidak ada kaitan dengan rangkaian kegiatan ibadah Haji atau ibadah Umroh.
Maqom Ibrahim
Maqom Ibrahim bukanlah kuburan Nabi Ibrahim sebagaimana dugaan atau pendapat sebagian orang. Maqom Ibrahim adalah batu pijakan pada saat Nabi Ibrahim membangun Ka'bah. Letak Maqom Ibrahim ini tidak jauh, hanya sekitar 3 meter dari Ka'bah dan terletak di sebelah timur Ka'bah.
Saat ini Maqom Ibrahim seperti terlihat pada foto di atas. Di dalam bangunan kecil ini terdapat batu tempat pijakan Nabi Ibrahim seperti dijelaskan di atas. Pada saat pembangunan Ka'bah batu ini berfungsi sebagai pijakan yang dapat naik dan turun sesuai keperluan nabi Ibrahim saat membangun Ka'bah. Bekas kedua tapak kaki Nabi Ibrahim masih nampak dan jelas dilihat.
Atas perintah Khalifah Al Mahdi Al Abbasi, di sekeliling batu Maqom Ibrahim itu telah diikat dengan perak dan dibuat kandang besi berbentuk sangkar burung.
Multazam
Secara bahasa Multazam adalah tempat yang sangat diperlukan. Kemudian menjadi nama tempat, yaitu antara sudut Hajar Aswad dengan pintu Ka’bah. Tempat inilah yang dinyatakan oleh Nabi Muhammad SAW. Sebagai tempat mustajab untuk berdo’a.
Berdo’a tersebut cukup dengan mengarah kepadanya, sebab daerah tersebut sangat sempit, kalau seseorang memaksakan berdiri di tempat itu, tentu sangat mengganggu orang yang sedang nmelaksanakn thawaf, apalagi bergelantungan atau mendekap ka’bah sambil merintih dan menangis, hal ini tidak dibenarkan karena Rasulullah tidak melakukan hal tersebut.
Mata Air Zamzam
Air Zamzam berasal dari mata air Zamzam yang terletak di bawah tanah, sekitar 20 meter di sebelah Tenggara Ka'bah. Mata air atau Sumur ini mengeluarkan Air Zamzam tanpa henti. Diamanatkan agar sewaktu minum air Zamzam harus dengan tertib dan membaca niat. Setelah minum air Zamzam kita menghadap Ka'bah.
Sumur Zamzam mempunyai riwayat yang tersendiri. Sejarahnya tidak dapat dipisahkan dengan isteri Nabi Ibrahim AS, yaitu Siti Hajar dan putranya Ismail AS. Sewaktu Ismail dan Ibunya hanya berdua dan kehabisan air untuk minum, maka Siti Hajar pergi ke Bukit Safa dan Bukit Marwah sebanyak 7 kali.Namun tidak berhasil menemukan air setetespun karena tempat ini hanya merupakan lembah pasir dan bukit-bukit yang tandus dan tidak ada air dan belum didiami manusia selain Siti Hajar dan Ismail.
Penjelasan tentang sejarah ini adalah sbb :
Saat Nabi Ibrahim AS, Siti Hajar dan Ismail tiba di Makkah, mereka berhenti di bawah sebatang pohon yang kering. Tidak berapa lama kemudian Nabi Ibrahim AS meninggalkan mereka.
Siti Hajar memperhatikan sikap suaminya yang mengherankan itu lalu bertanya ;" Hendak kemanakah engkau Ibrahim ?"
"Sampai hatikah engkau meninggalkan kami berdua ditempat yang sunyi dan tandus ini ? ".
Pertanyaan itu berulang kali, tetapi Nabi Ibrahim tidak menjawab sepatah kata pun.
Siti Hajar bertanya lagi;
"Apakah ini memang perintah dari Allah ?"
Barulah Nabi Ibrahim menjawab, "ya".
Mendengar jawaban suaminya yang singkat itu, Siti Hajar gembira dan hatinya tenteram. Ia percaya hidupnya tentu terjamin walaupun di tempat yang sunyi, tidak ada manusia dan tidak ada segala kemudahan. Sedangkan waktu itu, Nabi Ismail masih menyusu.
Selang beberapa hari, air yang dari Nabi Ibrahim habis. Siti Hajar berusaha mencari air di sekeliling sampai mendaki Bukit Safa dan Marwah berulang kali sehingga kali ketujuh (terakhir ) ketika sampai di Marwah, tiba-tiba terdengar oleh Siti Hajar suara yang mengejutkan, lalu ia menuju ke arah suara itu. Alangkah terkejutnya, bahwa suara itu ialah suara air memancar dari dalam tanah dengan derasnya. Air itu adalah air Zamzam.
Air Zamzam yang merupakan berkah dari Allah SWT, mempunyai keistimewaan dan keberkatan dengan izin Allah SWT, yang bisa menyembuhkan penyakit, menghilangkan dahaga serta mengenyangkan perut yang lapar. Keistimewaan dan keberkatan itu disebutkan pada hadits Nabi , " Dari Ibnu Abbas r.a., Rasulullah s.a.w bersabda: "sebaik-baik air di muka bumi ialah air Zamzam. Air Zamzam merupakan makanan yang mengenyangkan dan penawar bagi penyakit ".
Shafa dan Marwah
Shafa dan Marwah merupakan dua bukit yang terletak dekat dengan Ka'bah.
Sejarah Shafa - Marwah tidak dapat dipisahkan dengan isteri Nabi Ibrahim AS, yaitu Siti Hajar dan putranya Ismail AS. Sewaktu Ismail dan Ibunya hanya berdua dan kehabisan air untuk minum di lembah pasir dan bukit yang tandus, Siti Hajar pergi mencari air pulang pergi dari Bukit Shafa ke Bukit Marwah sebanyak 7 kali.
Saat kali ketujuh (terakhir). Ketika sampai di Marwah, tiba-tiba terdengar oleh Siti Hajar suara yang mengejutkan, lalu ia menuju ke arah suara itu. Alangkah terkejutnya, bahwa suara itu ialah suara air memancar dari dalam tanah dengan derasnya. Air itu adalah air Zamzam.
Masjid Nabawi
Disebut Masjid Nabawi karena Nabi Muhammad SAW. selalu menyebutnya dengan kalimat, " Masjidku", pada setiap kali beliau menerangkan tentang sebuah masjid yang sekarang berada di pusat kota Madinah. Rasul bersabda," Sholat di masjidku ini lebih utama daripada sholat seribu kali di masjid lain, kecuali Masjidil Haram".
Dalam satu riwayat lain, Rasul bersabda," Barang siapa sholat di masjidku 40 waktu tanpa terputus, maka ia pasti selamat dari neraka dan segala siksa dan selamat dari sifat munafik".
Masjid ini didirikan oleh Rasul SAW. dan sahabat-sahabat pada tahun pertama hijrah (622 M) seluas 1050 meter persegi, yaitu persis di sebelah barat rumah Rasul, yang sekarang rumah itu menjadi makam Rasul SAW dan termasuk dalam bangunan masjid.
Berziarah ke masjid Nabawi ini adalah masyru' (diperintahkan) dan termasuk ibadah. Penyataan ini sesuai dengan sabda Rasul : " Janganlah kau mementingkan bepergian kecuali kepada tiga masjid, yaitu Masjidil Haram, Masjidku ini (Masjid Nabawi) dan Masjidil Aqsa'.
Makam Rasulullah SAW
Makam (pusara) Rasullullah SAW terletak di sebelah Timur Masjid Nabawi. Di tempat ini dahulu terdapat dua rumah, yaitu rumah Rasulullah SAW bersama Aisyah dan rumah Ali dengan Fatimah.
Sejak Rasulullah SAW wafat pada tahun 11 H (632 M), rumah Rasullullah `SAW terbagi dua.Bagian arah kiblat (Selatan) utk makam Rasulullah SAW dan bagian Utara utk tempat tinggal Aisyah.
Sejak tahun 678 H. (1279 M) di atasnya dipasang Kubah Hijau (Green Dome). Dan sampai sekarang Kubah Hijau tsb tetap ada. Jadi tepat di bawah Kubah Hijau itulah jasad Rasullullah SAW dimakamkan. Di situ juga dimakamkan kedua sahabat , Abu Bakar (Khalifah Pertama) dan Umar (Khalifah Kedua) yang dimakamkan di bawah kubah, berdampingan dengan makam Rasulullah SAW.
Arafah
Arafah merupakan tempat yang sangat penting pada ibadah Haji, dimana di Arafah ini jamaah haji harus melakukan Wukuf. Wukuf merupakan rukun Haji dan tanpa melaksanakan Wukuf di Arafah maka hajinya tidak syah.
Keadaan di Arafah ini merupakan replika di Padang Mahsyar saat manusia dibangkitkan kembali dari kematian oleh Allah SWT.Saat itu semua manusia sama di hadapan Allah SWT, yang membedakan hanyalah kualitas imannya.
Wukuf secara harafiah berarti berdiam diri. Wukuf di Arafah adalah berada di Arafah pada waktu antara tergelincirnya matahari (tengah hari) tanggal 9 Dzulhijah sampai matahari terbenam dengan berpakaian ihram.Pada saat wukuf disarankan untuk memperbanyak doa sambil menghadap kiblat dan mengangkat kedua tangan. Juga memperbanyak taubat memohon ampunan Allah SWT.Sebab saat wukuf adalah saat yang utama untuk berdoa, memohon ampun dan bertaubat.Selain itu juga perbanyak ibadah lainnya seperti membaca Al Qur'an, takbir, tahmid, tahlil dsb. Selama wukuf jangan sampai melakukan sesuatu yang tidak pantas atau tidak sesuai dengan kesucian ibadah saat Wukuf.
Adapun keutamaan Arafah adalah sebagaimana sabda Rasulullah SAW ,"Do'a yang paling baik adalah doa di hari Arafah".
Dalam riwayat lain Rasulullah SAW juga bersabda ,"Tidak ada hari paling banyak Allah menentukan pembebasan hamba-Nya dari neraka kecuali hari Arafah".
Arafah berjarak sekitar 25 km di sebelah Tenggara Makkah dan merupakan padang pasir yang amat luas dan di bagian belakang dikelilingi bukit-bukit batu yang membentuk setengah lingkaran.Saat ini sudah ditanami dengan pohon-pohon.
Pada musim haji di bawah pohon-pohon inilah dipasang tenda. bagi yang tidak kebagian tenda cukup berteduh di bawah pohon. Untuk mengurangi panas di setiap sekitar 20 meter dipasang pipa setinggi 6 meter yang diatasnya memancar air halus yang mirip gerimis, dengan tujuan menurunan suhu di sekitarnya.
Pancaran air ini sangat bermanfaat dan dapat mengurangi banyaknya jamaah yang terkena high stroke (tiba-tiba lemas karena matahari yang panas)
Muzdalifah
Setelah matahari terbenam (mulai masuk tanggal 10 Dzulhijah), dari Arafah berangkat ke Muzdalifah. Sholat Maghrib dan Isya dikerjakan di Muzdalifah dengan cara jama' takhir qashar.
Muzdalifah terletak antara Arafah dan Mina. Di Muzdalifah ini jamaah haji bermalam (mabit) dan mengambil 70 atau 49 butir batu kecil untuk persiapan lempar jumroh di Mina. Sholat Subuh dilaksanakan berjamaah di Muzdalifah.
Setelah sholat subuh, meninggalkan Muzdalifah menuju Mina untuk melakukan melempar jumroh. Bagi orang tua dan yang lemah/ sakit boleh meninggalkan Muzdalifah pada malam hari setelah lewat tengah malam baru menuju Mina.
Mina
Mina merupakan lokasi di Tanah Haram Makkah (Tanah yang diharamkan bagi orang selain Muslim). Mina didatangi oleh jamaah haji pada tanggal 8 Dzulhijah atau sehari sebelum wukuf di Arafah. Jamaah haji tinggal disini sehari semalam sehingga dapat melakukan sholat Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Subuh. Kemudian setelah sholat Subuh tanggal 9 Dzulhijah, jamaah haji berangkat ke Arafah. Amalan seperti ini dilakukan Rasulullah SAW saat berhaji dan hukumnya sunnah. Artinya tanggal 9 Dzulhijah sebelum ke Arafah, tidak wajib bermalam di Mina.
Jamaah haji datang lagi ke Mina setelah selesai melaksanakan Wukuf di Arafah. Jamaah haji ke Mina lagi karena para jamaah haji akan melempar jumroh. Di Mina ini, pada malam hari tidur dan pada siang hari melempar jumroh. Yaitu tanggal 10,11,12 Dzulhijah bagi jamaah haji yang melaksanakan Nafar Awal atau tanggal 10,11,12,13 dzulhijah bagi jamaah yang melaksanakan Nafar Tsani.Untuk tanggal di atas, amalan bermalam dan melempar jumroh merupakan amalan wajib haji (yang jika tidak dilakukan, harus membayar dam atau denda).
Pada hari-hari biasa di Mina kosong tidak berpenduduk, walaupun terlihat bangunan permanen. Namun pada tanggal 10 Dzulhijah dan beberapa hari sebelumnya dipadati para jamaah haji.
Tanah di Mina tidak boleh dimiliki oleh perorangan, yang boleh adalah menempati untuk keperluan ibadah saja.Sesuai dengan riwayat isteri nabi, Aisyah , "Ya Rasullullah SAW, perlukah kami buatkan di Mina untuk anda berteduh?" , rasul menjawab ,"Jangan, sesungguhnya Mina adalah tempat duduk orang yang lebih dahulu datang".
Tempat atau lokasi melempar jumroh terdapat di Mina, yaitu Jumrah Aqabah, Jumrah Wusta dan Jumrah Ula.
Mina juga merupakan tempat atau lokasi penyembelihan binatang kurban. Di Mina ada mesjid Khaif, merupakan masjid dimana Rasulullah SAW melakukan shalat dan khutbah ketika berada di Mina saat melaksanakan ibadah Haji.
Jannat al-Baqi
Jannat al-Baqi (Jannat ul-Baqi) adalah sebuah pemakaman di Madinah, yang terletak di seberang Masjid al-Nabawi. Ini berisi banyak makam kerabat, dan sahabat Nabi Muhammad SAW
Medan Maghnet
Daerah Medan Maghnet atau orang saudi sering menyebutnya Mantiqotul Baidho atau daerah putih yang disana ada salah satu gunung yang berwarna keputihan dan cukup berbeda dengan gunung-gunung yang lain, seperti halnya gunung uhud yang berwarna merah kehitam-hitaman.
Daerah ini adalah daerah yang sering dikunjungi jamaah haji ataupun umroh dari Indonesia dan Malaysia, selain tempat ziarah lainnya yang biasa di kunjungi di Madinah di antaranya : Masjid Quba, Syuhada Uhud, Masjid Qiblatain, Jabal Sila' tempat terjadi Peperangan Parit atau sering juga disebut daerah Masjid Sab'ah dan Tempat Percetakan Al-Quran Mujamma' Malik Fahd.
Apa keistimewahan Mantiqotul Baidho ini sehingga sering dikunjungi, padahal untuk ke sana memerlukan waktu lebih dari setengah jam dengan menggunakan bus? Di tempat ini mempunyai keunikan tersendiri yaitu kendaraan yang berada di jalan di sana dapat ditarik oleh magnet dan berjalan dengan sendirinya walau tanpa digas, semakin jauh akan semakin kencang lari kendaraan itu, dan bisa mencapai 100-120 km perjam.
Kebun Kurma
Pohon Kurma yang dalam bahasa Arab disebut Nahlah, Kurma yang belum mateng, disebut Balah, Kurma hampir mateng disebut Ruthab, dan Kurma yang sudah mateng disebut Tamr.
Seperti banyak orang Indonesia tahu, Kurma berasal dari negara padang pasir. Ia hanya berbuah ketika musim panas.
Setelah mengunjungi Mesjid Quba, maka kita bisa mampir ke kebun Kurma, dijual bermacam-macam kurma
www.fjbbabel.id

















